Info Masalah Pengolahan TBS di PKS
Pada pengolahan TBS di PKS memiliki beberapa stasiun yang satu sama lainnya
saling berkaitan dan saling ketergantungan. Bila pada process pada bagian awal
terjadi hambatan maka process selanjutnya akan mengalami hambatan. Demikian
pula bila process bagian akhir mengalami hambatan maka process pada bagian awal
akan mengalami gangguan pula.
Beberapa contoh
stasiun-stasiun pada pabrik kelapa sawit antara lain, stasiun Loading ramp,
stasiun Sterilizer ( Perebusan ), stasiun Tipper, stasiun Thressing, station
Pressing, Nut plant, station Clarification dan stasiun - stasiun lainnya. “ STASIUN LOADING
RAMP “Yang harus
diperhatikan pada station loading ramp
:· Buah yang diisikan kedalam lorry adalah buah yang diterima lebih dulu (FIFO/First in First Out ). Buah yang
sudah lama, PH nya akan rendah (Asam), bila masuk ke air claybath, membuat PH
air tidak bisa naik menggunakan CaCo3 (dengan takaran normal).
· Setiap penuangan atau mau buka Ramp
agar selalu diperhatikan apakah ada benda asing yang terikut masuk antara lain:
potongan besi, batu-batu ukuran besar, pelepah sawit , goni-goni plastik eks
pupuk, dll. Karena setiap zat dapat mempengaruhi PH air.
“ STERILIZER / PEREBUSAN “ i. Under Ripe ( % buah
mentah tinggi ) = Lama perebusan 90 menit. ii. Normal ( % buah
matang tinngi ) = Lama perebusan 85 menit. iii. Over Ripe ( %
buah terlalu matang tinggi ) = Lama perebusan 80 menit. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam operasi sterilisasi Tekanan steam yang sesuai / cukup ( 43 psi ) Waktu perebusan yang disesuiakan dengan
siklus / urutan langkah perebusan / sterilisasi tersebut Kehilangan / losses condensate steriliser,
tidak boleh melebihi losses to FFB ( 12 % )Kehilangan /
losses condensate diakibatkan oleh : a. Buah restan di kebun atau di pabrikb. Waktu perebusan yang berlebihanc. Process pembuangan condensate yang tidak
sempurnad. Kualitas kematangan panen TBS oleh estate. 4. Hasil dan Akibat Process perebusan atau sterilisasi
buah harus disesuaikan dengan kondisi dan target-target kualitas buah yang ada.
Sebab apabila waktu perebusan yang digunakan terlalu berlebihan atau kurang,
atau waktu perebusan tidak sesuai dengan kondisi TBS yang ada, maka hasil
process selanjutnya akan tidak sesuai dengan kwalitas dan kuantitas yang
ditetapkan. Hasil dan
akibat apabila :a. Waktu perebusan kurangFruit lost
/ losses buah pada janjang kosong tinggi, dari tingginya fruit lost pada
janjang kosong mengakibatkan OER dan KER menjadi turun. Sebab pada buah yang
terbuang bersama janjang kosong kadar minyak dan kernel jelas masih ada.
Akan
terjadi basah pada fiber press dan ini penyebab kehilangan minyak pada fiber
press tinggi dan Hcn pada cracker tinggi pula. Dari tingginya half crack nut
pada cracker akan mengakibatkan tingginya angka kehilangan kernel pada shell basah ( clay bath ). Sedangkan
dari basahnya fiber, polishing drum akan sering mengalami tumpah bahkan sumbat
dan terjadilah stoppages atau stop. Dari seringnya stoppages itu jelas
throughput pabrik akan turun. Masalah lain dari basahnya fiber adalah
pembakaran pada boiler akan mengalami kesulitan dan lama - kelamaan pressure
drop. Dari dropnya pressure tersebut, untuk sickle perebusan selanjutnya pada
sterilizer akan mengalami masalah dengan tekanan steam untuk masak buah
selanjutnya.
Masalah lain yang diakibatkan dari kurangnya
waktu perebusan yang mengakibatkan buah kurang masak, pada process pengepresan
buah mentah / kurang masak akibat perebusan, nut yang dihasilkan tidak bersih
dari mesocarp / daging buah. Masalah ini berdampak pada air kalsium (air yang sudah dicampur CaCo3)
cly bath di nut plant akan cepat mengalami kejenuhan dikarenakan tingginya
kadar minyak yang ada pada nut. Dan akibat selanjutnya kernel losses pada cly
bath shell dan kadar kotoran pada kernel menjadi tinggi. Dari kotornya nut,
feeder nut cracker akan sering mengalami sumbat dan lama kelamaan nut silo
manjadi full dan akibat selanjutnya process stop.
Thresher Trip
Dari
kurangnya waktu perebusan akan dihasilkan banyaknya buah yang kurang masak,
pada thresher akan mengalami masalah antara lain adalah dari beratnya buah
mentah yang dibanting-banting oleh thresher maka thresher itu sendiri akan
mengalami jebol, plug timah ( fluid coupling ) bocor sehingga thresher akan
trip. Process
pemisahan minyak dengan sludge akan mengalami masalah. Dari mentahnya buah yang
dihasilkan oleh perebusan yang selanjutnya di process oleh press kan
menghasilkan minyak kasar atau oil crude dengan kandungan air sedikit ( kadar
air pada buah sudah
banyak terbuang pada saat proses perebusan ) sehingga sludge yang masuk pada
CS.Tank kental. Selanjutnya process underflow pada CS.Tank akan mengalami
kelambatan karena kentalnya sludge dan lama-kelamaan CS.Tank akan full dan
kemungkinan yang paling buruk karena kentalnya sludge process pemisahan minyak
Lumpur pada CS.Tank akan kesulitan sehingga lama kelamaan level minyak tipis
dan level sludge makin naik dan selanjutnya sludge masuk dalam oil tank / tanki
minyak sehingga kotoran pada minyak menjadi tinggi. Dari makin naiknya level
sludge pada CS.Tank, maka CS.Tank akan mengalami tumpah.
4. Clay BathKegunaan
dari pada clay bath adalah sebagai alat untuk memisahkan antara kernel dan
cangkang kasar. Shell basah setelah vibrating claybath setiap dua jam diambil
sample oleh pihak laboratory, adapun tujuannya adalah untuk mengontrol
kehilangan kernel pada shell basah tersebut, dari persentasi kehilangan kernel
tersebut dapatlah diketahui keefesienan dan keefektifan dari pada kerja alat
tersebut. Agar semasa
pengolahan di clay bath mendapat hasil yang baik dengan arti kehilangan kernel
rendah dan kadar kotoran pada kernel produksi rendah pula, maka perlu
diperhatikan beberapa hal seperti berikut ini : i. Density / konsentrasi dari pada air calsium
( antara 1.10 – 1.20 g / cm3 ) ii. Tekanan pompaPerlu
diketahui bahwa kerja clay bath adalah sitem centrifugal dengan konsentrasi air
calsium (CaCo3), dengan ketentuan perbedaan berat jenis antara berat jenis
shell dan berat jenis kernel.Mutu kernel
yang dikehendaki adalah : i. Kadar kotoran yang sesuai dengan standard (
6 % ) ii.Kadar air sesuai dengan standard yang
ditentukan ( 7 % ) iii.FFA yang sesuai standard ( 3 % )Bersih atau
kotornya kernel yang dihasilkan adalah ditentukan dari hasil baik buruknya
semasa pengolahan di nut cracker dan clay bath.Hal – hal
yang menyebabkan kadar kotoran pada kernel yang mengakibatkan tidak efisien
dalam produksi :· Seting hisapan pada
shell cyclone terlalu lemah sehingga banyak shell yang langsung turun di kernel
conveyor tanpa terlebih dahulu diproses pada clay bath.· Efisiensi pada
cracker rendah.· Density /
konsentrasi air calsium terlalu tinggi ( > 1.20 g / cm3 ).
Dirangkum
dari : https://www.scribd.com/document/261904689/Proses-Pengolahan-Di-PKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar